ANEKDOT MBAH WONO KAIRUN
KIRANGAN
Suatu hari Mbah Wonokairun sedang jalan jalan dikota kelahirannya yaitu Surabaya.
Tiba tiba seseorang bernama Brudin menghampirinya lalu bertanya : “Mbah gedung hotel yang tinggi didepan kita itu milik siapa mbah ??”
“ Kirangan..!!” jawab mbah Wono.
Kemudian Brudin Tanya lagi :”Mbah kantor bank yang mewah itu punya siapa mbah??”
“ kirangan..!!” jawab mbah Wono santai.
Sementara Brudin manggut manggut kagum.
“kalo gedung mall itu milik siapa mbah ??”
“ kirangan…!!…” jawab mbah agak kesal.
Brudin :“ Wah wah…hebat dan sangat kaya sekali kirangan itu..” lalu meninggalkan mbah Wono dan naik angkot yang kebetulan lewat.
Didesanya Brudin bercerita kepada teman teman dan keluarganya bahwa di Surabaya ada orang paling kaya dan sukses bernama “Kirangan” Beberapa temannya memberi dorongan agar Brudin ngumpulin uang untuk bisa belajar sukses kepada Pak “Kirangan”
Akhirnya tekad itu dijalankan oleh Brudin dengan menjual sawahnya.
Beberapa bulan kemudian Brudin datang lagi ke Surabaya dengan membawa uang lima puluh juta rupiah untuk ongkos belajar ilmu sukses dari orang dianggap paling kaya di Surabaya , namun dia tak tahu tempat tinggalnya.
Ditengah jalan dia berhenti karena ada iring iringan mobil jenazah. Lalu Brudin bertanya kepada orang yang ada disebelahnya
Brudin : “ Pak, siapa yang meninggal dunia itu ??”
Bunali : ”Kirangan..”
Brudin : ”Apa ??? Kirangan ???? Waduh…..waduh….aku terlambat…kenapa Pak kirangan begitu cepat mati, pada hal aku mau belajar sama dia…sial..!!! sial..!!! Huuuuuhuuuhhh…….
Melihat Brudin yang menangis Bunali jadi terheran heran sambil bergumam
“Gendeng barangkali wong iki…!!”
@ kirangan adalah bahasa Jawa yang artinya tidak tahu. Hehehehehe…..
MBAH WONO DAN PENCOPET
Karena beberapa kali kecopetan , Mbah Wonokairun terpaksa menyimpan uangnya disaku dalam bajunya. Sedangkan dompetnya yang hanya diisi lima lembar uang ribuan lusuh tetap dimasukkan di kantong belakang celananya. Suatu hari Mbah Wono seperti biasa jalan jalan di daerah yang dia sering kecopetan.
Benar juga tanpa diketahui oleh si Mbah , dompetnya raib dicopet orang.
Mbah Wono kebingungan dan terjatuh. Sementara orang orang disekitarnya menolong si Mbah lalu dibopong kepinggir trotoar . Untungnya Mbah Wono tidak apa apa, Dia tetap sadar. Salah seorang penolong yang berbadan tegap bertanya .
Orang : ” Mbah kenapa mbah??”
Mbah Wono : ” Aku habis kecopetan..”
Orang : “ Berapa isi dompetnya Mbah ??”
Mbah Wono : “Satu juta rupiah..” .
Lalu orang tadi meninggalkan mbah Wono.
Esok harinya mbah Wono jalan jalan lagi didaerah itu. Namun tiba tiba datang seseorang yang tak dikenal dengan wajah bengap seperti habis dihajar. Orang itu langsung menghardik mbah Wono .
Pencopet : “ Hei Mbah jelek..!! Kalo ngomong yang bener ya ???”
Mbah Wono :” Lho lho…ada apa ini ??? Apa salah saya sampean kok marah marah???”
Tanpa basa basi orang berwajah sangar itu menempeleng berkali kali wajah si Mbah sambil memaki maki. Pencopet : "Sampean itu kan sdh tua , kok bisa bisanya ngomong kalo isi dompet sampean isinya satu juta!!!!????” , Coba sampean lihat wajah saya ini !!!
Mbah Wono : “ ya ya ya…ke ..napa ??”
Pencopet : "Ini gara gara sampean yang berbohong , masa dompet isinya lima ribu kok dibilang satu juta???? Apa yang terjadi akibat kebohongan sampean Mbah!!???
Mbah Wono : " ????????????"
Pencopet : "Saya dihajar oleh pimpinan saya , dianggap saya mengkorupsi hasil uang copetan..!!! kurang ajaaar!!!!” Plak !!! Plaak !!..Plaak !! Pencopet itu menempeleng Mbah Wono sambil berlalu
meninggalkan Mbah Wono yang merintih kesakitan .
Mbah Wono :” Ya Allah maunya aku ingin memberi pelajaran kepada pencopet itu, lha kok malah saya yang dikasih pelajaran….Aduh…aduh.!!!...........Nasib…nasib…!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar